Rabu, 18 Juni 2014

Cara Atari Bangkit dari Kematian

Karton kemasan mesin Atari 2600. (Kredit: mus eodelvideojuego.c om) Anda yang hidup di akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an pasti mengenal nama Atari 2600. Nama ini sempat menjadi buah bibir di kalangan pehobigamepada era tersebut. Kehadiran Atari 2600 mampu mendobrak tren videogameyang sebelumnya didominasi platform satu mesin khusus untuk satu judulgame, seperti mesinarcade(dikenal di Indonesia dengan sebutan mesin ding-dong). Atari 2600 dianggap fenomenal karena dapat membacacartridgeyang berisi macam-macam judulgamedengan satu mesinconsolesaja. Sejarah Atari 2600 bermula pada tahun 1973. Saat itu, Atari merekrut Cyan Engineering, sebuah tim yang secara khusus meneliti dan mengembangkan sistem videogamegenerasi baru. Atari ingin menciptakan mesin videogameyang bisa dimainkan di rumah, berbeda dengan mesinarcadeyang berbentuk besar (misalnyagame“PONG” yang juga dibuat oleh Atari). Satu set mesin console Atari 2600 dan joystick-nya. (Kredit: Wikipedia) Selama masa riset, mesin yang dikembangkan ini diberi nama kode “Stella”. Tapi, proses pengembangan yang berjalan lamban, ditambah pendanaan yang kurang memadai, membuat Atari kalah langkah dari Fairchild Semiconductor yang lebih dulu merilis mesin serupa bernama Video Entertainment System (VES). Demi mengejar ketertinggalan, Nolan Bushnell (pendiri Atari) memutuskan untuk menjual perusahaannya kepada Warner Communications senilai US$28 juta. Bushnell berharap, kucuran dana segar ini bisa membantu mempercepat penyelesaian proyek “Stella”. Keputusan ini terbukti tepat karena satu tahun setelahnya (1977), “Stella” resmi diluncurkan dengan nama Atari Video Computer System (VCS) atau lebih dikenal dengan nama Atari 2600. Sukses, lalu Runtuh Sempat terseok-seok pada tahun pertamanya, Atari 2600 akhirnya mulai mengecap kesuksesan pada tahun 1979, ketika publik mulai mengenal dan merasakan nikmatnya bermain videogamedi rumah. Di tahun itu, Atari 2600 terjual sebanyak satu juta unit dan menjadi hadiah Natal terpopuler di Amerika Serikat. Angka tersebut berlipat ganda pada tahun 1980 setelah dirilisnyagame“Space Invaders” di mesin ini. Judul demi judul populer terus dibuat versi Atari-nya, seperti “Pitfall!”, “Pac-man”, dan “Asteroids”. Makin banyak mesin yang terjual, berarti makin banyak pula judulgameyang dibeli para pengguna. Efek spiral yang membuat Atari mencapai puncak kesuksesan di tahun 1982. Angka penjualan Atari 2600 mencapai 10 juta unit, sementara “Pac-man” (satu judulgamesaja) berhasil dipasarkan sebanyak 7 juta keping. Game “E:.T.” menjadi penanda runtuhnya kedigdayaan Atari. (kredit: tested.com) Akan tetapi, tak disangka pada tahun 1982 juga Atari mengalami titik jenuh. Beberapa judulgamehasil adaptasi dari film layar lebar seperti “Star Wars” dan “James Bond” memang mencatat kesuksesan. Namun, lebih banyak judul baru yang gagal total. Titik terendahnya adalah setelah dirilisnyagame“E.T.: The Extra Terrestrial”. Diharapkan bisa mengikuti jejak sukses filmnya, ternyatagameini jeblok di pasaran. Kualitasgameplay“E.T.” dinilai sangat buruk karena dibuat terburu-buru Pengerjaannya hanya lima minggu akibat tuntutandeadlinewaktu perilisan sebelum libur Natal. Tak pelak, “E.T.” seakan menjadi lambang dari runtuhnya kedigdayaan Atari. Hingga akhirnya, Warner menjual Atari kepada Commodore Business Machines di tahun 1984 yang segera menutup divisigame publishing-nya. Bertahan Hidup Melalui serangkaian merger, akuisisi, dan pengalihan hak lisensi, Atari ternyata masih memiliki nafas. Saat ini, Atari berdiri di atas satu perusahaan induk, Atari, SA(berpusat di Paris), yang membawahkan dua anak perusahaan, Atari Interactive dan Atari, Inc. (keduanya berpusat di New York). Game “RollerCoaster Tycoon” dipasarkan Atari untuk berbagai jenis platform. (kredit: IGN.com) Perusahaan ini masih bergerak di industrigame, tapi tidak lagi aktif memproduksihardware. Mereka berfokus pada pengembangan, penerbitan, dan pendistribusiangameuntuk PC danconsole. Sejumlah judulgameyang dikelola antara lain “Dungeons & Dragons”, “Dragon Ball”, dan “RollerCoaster Tycoon”. Judul-judul ini tersedia untuk berbagai platform, antara lain Xbox, PlayStation, Wii, Game Boy Advance, dan Nintendo DS. Cobaan demi cobaan terus menghalangi langkah Atari untuk bertahan hidup di tengah belantara industrigame. Nafas Atari sempat terhenti di tahun 2013 ketika mereka dinyatakan bangkrut oleh pengadilan di New York. Namun, pada awal tahun ini, detak jantung Atari kembali berdenyut. Bekerjasama dengan perusahaangameFlowPlay, Atari bangkit dari kematian dan merintis kembali bisnisnya. Tapi, langkah yang diambil kali ini agak berbeda dibandingkan sebelumnya. Social & Mobile Gaming Frederic Chesnais, CEO anyar Atari. (kredit: Atari) Di bawah komando CEO anyar, Frederic Chesnais, Atari mencoba mengikuti trensocial gamingdanmobile gaming. “Memasukisocial gamingdanmobile gamingadalah langkah logis supaya kami bisa menarik minat pemain dari lintas generasi serta cocok bagi audiensicasual,” tukasnya. Selain itu, biaya pengembangangameuntuk perangkatmobiledan Facebook jauh lebih murah dan minim risiko daripadagameuntukconsole. Pertimbangan “bermain aman” ini sangat penting mengingat di awal yang baru ini, Atari hanya memiliki sepuluh orang karyawan. Belum cukup sumber daya untuk melakukan inovasi besar yang belum tentu mendatangkan hasil positif. Salah satu caranya dengan mengembangkan Atari Casino, serigameperjudian klasik sepertipokerdanblackjackyang disematkan tema permainanjadulAtari, contohnya “Asteroids” dan “Centipede”. Permainan ini akan tersedia dalam versiweb, Facebook, maupun perangkatmobile. Juniper Research memprediksi bahwa di tahun 2018, akan ada 164 juta orang memainkan permainan judimobile. “Kami ingin ikut serta di sana,” ujar Chesnais dikutip dari WIRED. Game “Atari Casino” yang sudah dikembangkan untuk iOS. (kredit: AppAnnie) Atari juga berencana mengembangkan versi baru dari “Asteroids” dalam wujudmobile game. Di sini, pemain dituntut untuk bertahan hidup di asteroid. “Sifatnya lebih sosial. Lebih banyak teman, lebih baik kesempatan untuk tetap hidup,” Chesnais menjelaskan. Di samping itu, Atari telah merilis versi iOS dari “RollerCoaster Tycoon”, permainan merancang taman hiburan dengan wahanarollercoasteryang sesuai imajinasi pemain. http://www.infokomputer.com/2014/06/fitur/cara-atari-bangkit-dari-kematian/

Tidak ada komentar: